Jumat, 18 Juni 2010
Selasa, 27 April 2010
News Graffiti in Serang
Radar Banten News / Rubrik / Radar Yunior
Seni Atawa Ngerusak
By redaksi Senin, 21-Mei-2007, 06:01:30
**Trend Graffiti
Tembok di beberapa daerah di Banten, seperti Serang, Cilegon dan Pandeglang dipadati dengan coretan cat-cat berwarna. Coretan itu membentuk sebuah gambar orang, nama gank, atau kata-kata yang bernuansa meledek. Coretan itu nyiptain aroma seni. Orang-orang menyebutnya dengan grafity. Aktifitas membuat coretan ini dikenal dengan istilah ngebom. Sedangkan pembuatnya dibuat bombers.
***
Selain di tembok, graffiti itu juga dapat disaksikan di halte atau ruas-ruas jalan lainnya. Di sepanjang jalan Warung Pojok Cijawa Serang misalnya, tembok bangunan di sana sudah dipadati dengan coretan. Kegitan ini biasanya dikerjain oleh sekelompok anak muda yang punya keingian nonjolin diri atau kelompoknya kepada publik.
Misalnya di Serang ada kelompok anak muda yang mengatas namakan kelompoknya Sprayer yang terdiri dari empat anak muda yaitu Muhaimin (16), Hasan (16), Amin (16), dan Rizal (17) yang punya kesukaan terhadap graffiti. Keinginan Sprayer simple ia ingin mendapatkan kepuasan dari graffiti. Dengan graffiti itu mereka ingin nonjolin diri dengan karya graffitinya. Kesenangan mereka pada graffiti berawal dari sering ngeliatin karya-karya graffiti yang ada di buku-buku dan juga yang ada di tembok-tembok jalan protokol. “Karena sering ngelihat karya-karya graffiti maka timbul keinginan buat nyoba ngebom berdasarkan inspirasi yang ada di pikiran kita,” terang Muhaimin, anggota Sprayer yang tercatat sebagai pelajar MAN 2 Serang.
Ngebuat graffiti itu emang mengasikan, karena aksi mereka tak sekedar corat-coret tapi punya arti. Hal tersebut diungkapin anak muda yang tergabung pada Reborn. Imem, pentolan di Reborn ngungkapin, dirinya dapet inspirasi ngebuat graffiti dari seringnya ngeliat gambar-gambar serupa di internet. Data itu kemudian dijadiin referensi buat bikin tulisan atau gambar. “Awalnya sich gue suka ngelukis. Dari situlah gue ngembangin buat bikin kreatifitas yang lain lagi, yaitu graffiti,” paparnya. Menurut mereka kesulitan dalam membuat grafity ketika buat gambar yang 3D (tiga dimensi), karena buat nyiptain efek yang ngebayang jika dilihat mata.
Hias Tembok
Di Anyer ada pula komunitas Slankers Anyer yang punya hobi ngebom. Berbeda dengan Sprayer atau Reborn, keputusan Slanker Anyer ini dipicu oleh keadaan pagar tembok sekitar base camp mereka yang kotor oleh sisa-sisa pamflet yang sengaja ditempel untuk sarana publikasi produk. Pagar tembok yang menghadap langsung jalan raya Anyer ini, terlihat nggak terawat lantaran ditumbuhi tanaman liar yang merambat dan dihiasi tulisan-tulisan liar yang nggak sedap dipandang. Kontan aja, komunitas ini berinisiatif membersihkan pagar tembok dari sisa-sisa pamflet dan tanaman liar kemudian mengecat ulang dengan warna dasar putih.
Komunitas Slanker juga punya aturan, sebelum ngebom komunitas ini meminta izin dulu kepada pemilik tanah dan para pemilik warung yang bertengger di sekitar pagar tembok untuk dihiasi dengan coretannya. Tembok itu pun kemudian dihias dengan tulisan dan gambar yang nunjukin objek wisata di Anyer. “Sebelum ngebom, kita minta izin dan ngejelasin grafity ini bertujuan untuk memperindah pagar tembok, mereka pun ngizinin pagar tembok itu kita hias,“ ungkap Gosep, bomber Slankers Anyer ini.
Walhasil, setelah ngerjain setahap demi setahap dalam setahun, karya-karya komunitas yang membuka counter aksesoris anak muda ini mendapat sambutan baik dari masyarakat dan nggak pernah mendapat teguran dari pemerintahan setempat. Malahan pemerintah setempat nawarin bantuan modal untuk ngebom. “Kita senang respons masyarakat di sini. mungkin mereka sadar daripada pagar tembok nggak terawat mendingan dicoret yang memiliki nilai seni,” tutur Gosep.
Selain mendapat apresiasi dari masyarakat setempat, komunitas ini nggak jarang juga mendapat order ngebom untuk menghiasi hotel, restoran, toko, sekolah, bahkan angkutan kota (angkot). Meskipun banyak order, dalam urusan harga mereka tidak mematok. “Kita dapat hasil dari nerima order berdasarkan kesepakatan aja, karena kita nyadar kalau kita masih perlu belajar banyak tentang graffiti. Pokoknya lumayan buat jajan,” ungkap cowok yang bercita-cita ingin ikut kompetisi graffiti ini.
Lebih lanjut Gosep nuturin, tema yang biasa ia tuangin adalah garafiti yang bernuansa pantai dalam bentuk tulisan nama komunitas, karikatur, dan tulisan ide-ide kreatifitas sendiri. Gosep juga nggak nampik, selain kemampuannya ngebom didapat secara otodidak, dia juga memperoleh referensi grafity dari majalah, temen-temen dan kota-kota di luar Banten yang ia kunjungi. “Setelah mendapat referensi, saya improve dengan ide yang saya miliki,” katanya.
Cap Buruk
Nggak semua bomber punya nasib seperti Slanker Anyer itu. Adit Toge (17) salah satu anggota komunitas graffiti Motiv yang bermarkas di Cilegon ngungkapin kalau kegiatannya itu masih dianggap vandalisme (perusakan) oleh sebagian orang lantaran dilakukan di tempat umum. Karena kegiatannya dianggap vandal ini, nggak jarang Adit dan teman-temannya ngebom pada malam hari. Sehingga sering kali dicurigai pencuri oleh masayarakat. “Kalau siang hari kita nggak mungkin ngebom, karena bakalan dikomplain masyarakat. Kita heran tindakan ini masih dianggap ngerusak. Padahal kita ngerjainnya dengan segala ide yang ada di kepala dan banyak orang yang suka kok,” ungkap Adit.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan MAN 2 Serang Hj. Ratu Aida nuturin, kegiatan ini memang punya dampak positif dan negatif. Di satu sisi bisa nyalurin bakat siswa yang senang dengan graffiti dan sisi lain ada kelompok yang membuat graffiti sembarangan yang dilarang pemerintah atau masyarakat.
Hal senada juga diungkapin Juwariyah, pembina OSIS MAN 1 Serang. Menurutnya, pihak sekolah sering mempekerjakan siswa yang suka ngebom untuk membuat spanduk atau leaflet. Karena itulah, Juwariah menyarankan kepada pemerintah agar menyediakan tempat khusu untuk ajang ekpresi para bomber ini.
Keinginan itu juga diungkapin komunitas Motiv. Mereka berharap ada pihak- pihak yang menyediakan tempat untuk mengekspresikan hasil karyanya. “Kita ngarepin banget ada pihak yang nyediain tempat untuk ngebom, biar kita nggak dianggap vandal oleh masyatakat,” harapnya
Seni Atawa Ngerusak
By redaksi Senin, 21-Mei-2007, 06:01:30
**Trend Graffiti
Tembok di beberapa daerah di Banten, seperti Serang, Cilegon dan Pandeglang dipadati dengan coretan cat-cat berwarna. Coretan itu membentuk sebuah gambar orang, nama gank, atau kata-kata yang bernuansa meledek. Coretan itu nyiptain aroma seni. Orang-orang menyebutnya dengan grafity. Aktifitas membuat coretan ini dikenal dengan istilah ngebom. Sedangkan pembuatnya dibuat bombers.
***
Selain di tembok, graffiti itu juga dapat disaksikan di halte atau ruas-ruas jalan lainnya. Di sepanjang jalan Warung Pojok Cijawa Serang misalnya, tembok bangunan di sana sudah dipadati dengan coretan. Kegitan ini biasanya dikerjain oleh sekelompok anak muda yang punya keingian nonjolin diri atau kelompoknya kepada publik.
Misalnya di Serang ada kelompok anak muda yang mengatas namakan kelompoknya Sprayer yang terdiri dari empat anak muda yaitu Muhaimin (16), Hasan (16), Amin (16), dan Rizal (17) yang punya kesukaan terhadap graffiti. Keinginan Sprayer simple ia ingin mendapatkan kepuasan dari graffiti. Dengan graffiti itu mereka ingin nonjolin diri dengan karya graffitinya. Kesenangan mereka pada graffiti berawal dari sering ngeliatin karya-karya graffiti yang ada di buku-buku dan juga yang ada di tembok-tembok jalan protokol. “Karena sering ngelihat karya-karya graffiti maka timbul keinginan buat nyoba ngebom berdasarkan inspirasi yang ada di pikiran kita,” terang Muhaimin, anggota Sprayer yang tercatat sebagai pelajar MAN 2 Serang.
Ngebuat graffiti itu emang mengasikan, karena aksi mereka tak sekedar corat-coret tapi punya arti. Hal tersebut diungkapin anak muda yang tergabung pada Reborn. Imem, pentolan di Reborn ngungkapin, dirinya dapet inspirasi ngebuat graffiti dari seringnya ngeliat gambar-gambar serupa di internet. Data itu kemudian dijadiin referensi buat bikin tulisan atau gambar. “Awalnya sich gue suka ngelukis. Dari situlah gue ngembangin buat bikin kreatifitas yang lain lagi, yaitu graffiti,” paparnya. Menurut mereka kesulitan dalam membuat grafity ketika buat gambar yang 3D (tiga dimensi), karena buat nyiptain efek yang ngebayang jika dilihat mata.
Hias Tembok
Di Anyer ada pula komunitas Slankers Anyer yang punya hobi ngebom. Berbeda dengan Sprayer atau Reborn, keputusan Slanker Anyer ini dipicu oleh keadaan pagar tembok sekitar base camp mereka yang kotor oleh sisa-sisa pamflet yang sengaja ditempel untuk sarana publikasi produk. Pagar tembok yang menghadap langsung jalan raya Anyer ini, terlihat nggak terawat lantaran ditumbuhi tanaman liar yang merambat dan dihiasi tulisan-tulisan liar yang nggak sedap dipandang. Kontan aja, komunitas ini berinisiatif membersihkan pagar tembok dari sisa-sisa pamflet dan tanaman liar kemudian mengecat ulang dengan warna dasar putih.
Komunitas Slanker juga punya aturan, sebelum ngebom komunitas ini meminta izin dulu kepada pemilik tanah dan para pemilik warung yang bertengger di sekitar pagar tembok untuk dihiasi dengan coretannya. Tembok itu pun kemudian dihias dengan tulisan dan gambar yang nunjukin objek wisata di Anyer. “Sebelum ngebom, kita minta izin dan ngejelasin grafity ini bertujuan untuk memperindah pagar tembok, mereka pun ngizinin pagar tembok itu kita hias,“ ungkap Gosep, bomber Slankers Anyer ini.
Walhasil, setelah ngerjain setahap demi setahap dalam setahun, karya-karya komunitas yang membuka counter aksesoris anak muda ini mendapat sambutan baik dari masyarakat dan nggak pernah mendapat teguran dari pemerintahan setempat. Malahan pemerintah setempat nawarin bantuan modal untuk ngebom. “Kita senang respons masyarakat di sini. mungkin mereka sadar daripada pagar tembok nggak terawat mendingan dicoret yang memiliki nilai seni,” tutur Gosep.
Selain mendapat apresiasi dari masyarakat setempat, komunitas ini nggak jarang juga mendapat order ngebom untuk menghiasi hotel, restoran, toko, sekolah, bahkan angkutan kota (angkot). Meskipun banyak order, dalam urusan harga mereka tidak mematok. “Kita dapat hasil dari nerima order berdasarkan kesepakatan aja, karena kita nyadar kalau kita masih perlu belajar banyak tentang graffiti. Pokoknya lumayan buat jajan,” ungkap cowok yang bercita-cita ingin ikut kompetisi graffiti ini.
Lebih lanjut Gosep nuturin, tema yang biasa ia tuangin adalah garafiti yang bernuansa pantai dalam bentuk tulisan nama komunitas, karikatur, dan tulisan ide-ide kreatifitas sendiri. Gosep juga nggak nampik, selain kemampuannya ngebom didapat secara otodidak, dia juga memperoleh referensi grafity dari majalah, temen-temen dan kota-kota di luar Banten yang ia kunjungi. “Setelah mendapat referensi, saya improve dengan ide yang saya miliki,” katanya.
Cap Buruk
Nggak semua bomber punya nasib seperti Slanker Anyer itu. Adit Toge (17) salah satu anggota komunitas graffiti Motiv yang bermarkas di Cilegon ngungkapin kalau kegiatannya itu masih dianggap vandalisme (perusakan) oleh sebagian orang lantaran dilakukan di tempat umum. Karena kegiatannya dianggap vandal ini, nggak jarang Adit dan teman-temannya ngebom pada malam hari. Sehingga sering kali dicurigai pencuri oleh masayarakat. “Kalau siang hari kita nggak mungkin ngebom, karena bakalan dikomplain masyarakat. Kita heran tindakan ini masih dianggap ngerusak. Padahal kita ngerjainnya dengan segala ide yang ada di kepala dan banyak orang yang suka kok,” ungkap Adit.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan MAN 2 Serang Hj. Ratu Aida nuturin, kegiatan ini memang punya dampak positif dan negatif. Di satu sisi bisa nyalurin bakat siswa yang senang dengan graffiti dan sisi lain ada kelompok yang membuat graffiti sembarangan yang dilarang pemerintah atau masyarakat.
Hal senada juga diungkapin Juwariyah, pembina OSIS MAN 1 Serang. Menurutnya, pihak sekolah sering mempekerjakan siswa yang suka ngebom untuk membuat spanduk atau leaflet. Karena itulah, Juwariah menyarankan kepada pemerintah agar menyediakan tempat khusu untuk ajang ekpresi para bomber ini.
Keinginan itu juga diungkapin komunitas Motiv. Mereka berharap ada pihak- pihak yang menyediakan tempat untuk mengekspresikan hasil karyanya. “Kita ngarepin banget ada pihak yang nyediain tempat untuk ngebom, biar kita nggak dianggap vandal oleh masyatakat,” harapnya
Langganan:
Postingan (Atom)